Ri Sulawesi
...
Dahulu kala,
di Sulawesi Selatan, ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Luwu. Kerajaan itu di
pimpin oleh seorang raja bernama Datu Luwu. Datu Luwu adalah seorang raja yang
sangat arif dan bijaksana. Sehingga, rakyatnya makmur dan sejahtera. Datu Luwu
juga memiliki seorang putri bernama Putri Tandampalik. Putri Tandampalik adalah
seorang putri yang sangat cantik dan ramah. Karena kecantikannya, ia dikenal
hingga ke pelosok negri
Kabar dari Putri Tandampalik terdengar hingga ke Kerajaan
Tallo, ke Kerajaan Gowa, ke Kerajaan Soppeng dan akhirnya sampai ke telinga
Raja Bone. Raja Bone hendak meminang Putri Tandampalik untuk putranya. Mendengar
hal tersebut, Datu Luwu sangat pusing di buatnya. Pusing! Pusing! Sangat
pusing!
Karena, menurut
adat istiadat Kerajaan Luwu, seorang wanita dari Kerajaan Luwu, tidak boleh
menikah dengan laki-laki di luar sukunya. Namun jika Datu Luwu menolak pinangan
itu, akan terjadi, akan terjadi, akan terjadi sesuatu peperangan yang sangat
luar biasa dahsyat. Rakyat Kerajaan Luwu akan menderita jika peperangan ini
terjadi. Oh! Tidak!! Tidak!! Tidakkk!!
“Baiklah,
aku akan menerima pinangan itu. Biar aku saja yang di kutuk oleh dewa. Asalkan
rakyatku tidak menderita.” Ucap Datu Luwu. Namun, beberapa hari kemudian,
datanglah utusan dari Kerajaan Bone. Tetapi, mereka datang dengan tidak membawa
prajurit yang banyak maupun perlengkapan perang yang lengkap. Mereka datang
dengan sangat sopan dan ramah lalu mengutarakan maksud kedatangan mereka kepada
Datu Luwu. “Datu, kami utusan dari Kerajaan Bone, hendak meminang putri Datu
yang bernama Putri Tandampalik.” ucap utusan dari Kerajaan Bone. Datu luwu
tidak segera menjawab pinangan itu. Utusan tersebut pulang dengan lapang dada.
Anehnya!
Keesokan harinya, setelah Putri Tandampalik terbangun dari tidurnya. “Oh!
Entah! Entah apa yang terjadi pada diriku! Oh tidak! Tidak! Ohh Batara!! Apa
yang terjadi pada diriku!?! Apa salah yang telah ku perbuat?!! Tidak! Tidak!
Tidaaakk!!”. Betapa sedihnya Putri Tandampalik. Mengapa ia begitu sedih? Karena
ia menderita penyakit kulit yang sangat luar biasa menjijikkan! Dengan bau
anyir dan cairan kental menjijikkan di sekujur tubuhnya.
Sungguh malang
nasib Putri Tandampalik. Oh! Mengapa harus terjadi padanya?!! Melihat penyakit
yang di derita oleh Putri Tandampalik, Datu Luwu semakin pusing dibuatnya. Sudah
beberapa tabib yang berusaha mnyembuhkan penyakit Putri Tandampalik, namun tak
seorang pun dapat menyembuhkannya. Ia tidak ingin rakyatnya tertular penyakit
putrinya. Ia harus mencari cara agar hal itu tidak terjadi. Akhirnya, ia
menemukan cara agar rakyatnya tidak tertular penyakit putrinya. Putri
Tandampalik harus diasingkan! “Maafkan Ayahandamu nak. Ayahanda harus mengasingkanmu
keluar dari Negri Luwu. Ayah tidak ingin rakyat Kerajaan Luwu tertular
penyakitmu. Bawalah keris pusaka ini bersamamu. Pergilah berlayar bersama
beberapa pengikut setiamu.” Kata Datu Luwu pada putrinya.
Mendengar
itu, Putri Tandampalik sangat sedih. Namun, ia harus ikhlas menerima titah
Ayahandanya. Ia harus meninggalkan kedua orang tuanya dalam waktu yang cukup
lama.
Hari demi
hari. Bulan demi bulan sudah Putri Tandampalik berlayar bersama pengikutnya.
Akhirnya mereka menemukan pulau yang bertanah subur juga berhawa sejuk. Karena
salah satu pengikut Putri Tandampalik menemukan buah Wajo di pulau itu, pulau
itu dinamakan Desa Wajo.
Mereka
membangun gubuk-gubuk untuk mereka tinggali, dan mereka mulai bercocok tanam.
Suatu siang,
ketika Putri Tandampalik sedang duduk-duduk di pinggir danau, ia melihat, ia
melihat seekor kerbau putih dan besar yang sedang mendekatinya. Ia berpikir,
bahwa kerbau itu akan memakan tanamannya yang tidak jauh dari situ. Lalu ia
mengusir kerbau itu. “Ngoooo ngoooo..” “Hush! Hush! Pergi kau! Jangan mendekat!”
katanya mengusir. Namun, semakin diusir, kerbau itu semakin mendekat dan
akhirnya ia menerjang Putri Tandampalik hingga ia pingsan
Inilah dia
kerbau yang menerjang Putri Tandampalik sampai pingsan. Ketika siuman, betapa
kaget bukan kepalangnya Putri Tandampalik, karena ia melihat kerbau itu
menjilati seluruh tubuhnya yang sudah membusuk. Namun, semakin sering dijilati
oleh kerbau yang di beri nama ‘Bule’ oleh Putri Tandampalik itu, penyakit yang
di derita Putri Tandampalik beramgsur-angsur sembuh. “Oh, oh, apa yang
terjadi?!! Penyakitku, penyakitku sudah sembuh! Oh Batara! Terima kasih..!” ucap
Putri Tandampalik kegirangan. Karena jasanya itu, kerbau Bule dikeramatkan dan
tidak boleh di sembelih. Malam harinya Putri Tandampalik bermimpi di datangi
oleh seorang, seorang lelaki yang sangatt tampan.
Lelaki itu
berkata, bahwa ialah jodoh Putri Tandampalik. Putri Tandampalik berpikir bahwa
mimpi ini pertanda baik baginya.
Sementara
itu, Putra Mahkota bersama Panglima Kerajaan Bone dan beberapa prajurit, sedang
asyik berburu. Saking asyiknya berburu, Putra Mahkota terlepas dari
rombongannya. Hari sudah semakin larut, dengan terpaksa Putra Mahkota harus
menginap di dalam hutan. Putra Mahkota berusaha memejamkan matanya. “krik krik
krik.. auuungg!”
Namun, karena suara binatang malam yang sangat berisik, ia
tidak bisa tertidur. Di kejauhan, ia melihat seberkas cahaya. “Wah, cahaya
apakah itu?” Putra Mahkota semakin penasaran dibuatnya. Akhirnya ia menuju ke
sumber cahaya itu. Sesampainya disana, ia melihat sebuah gubuk yang tampaknya
kosong. Namun, ia memberanikan diri untuk masuk. Hah! Betapa kagetnya ia ketika
melihat seorang gadis cantik sedang memasak air. Gadis cantik itu adalah Putri
Tandampalik.
Merasa di
awasi, Putri Tandampalik menoleh ke belakang. Betapa kagetnya ia, ketika
melihat lelaki yang sama persis mimpinya. “Sepertinya aku pernah melihat lelaki
ini. Tapi dimana yah?”. Mereka lalu berkenalan hingga akhirnya mereka dekat.
Mendengar tutur kata Putra Mahkota yang sopan, Putri Tandampalik kagum
dibuatnya. Juga karena kecantikan Putri Tandampalik, Putra Mahkota jatuh hati
dibuatnya
Pagi
harinya, Panglima Kerajaan Bone, Anre Guru Pakanranyeng beserta prajuritnya
menemukan Putra Mahkota di gubuk itu dan mengajaknya pulang ke Kerajaan Bone.
Dengan berat hati, akhirnya Putra Mahkota berpisah dengan Putri Tandampalik. Sejak
berpisah dari Putri Tandampalik, hatinya sangat gundah dan gelisah. Ia ingin
tinggal bersama Putri Tandampalik di Desa Wajo.
Melihat
gerak-gerik Putra Mahkota yang tidak biasa, Panglima Kerajaan Bone menceritakan
pertemuan Putra Mahkota dengan Putri Tandampalik kepada Raja Bone. Raja Bone
sangat setuju untuk menikahkan Putra Mahkota dengan Putri Tandampalik. Akhirnya
dikirimlah utusan ke Desa Wajo untuk meminang Putri Tandampalik. “Wahai Putri
Tandampalik, kami utusan dari Kerajaan Bone, hendak meminang Putri Tandampalik
untuk dijadikan istri oleh Putra Mahkota Kerajaan Bone.” Mendengar itu, Putri
Tandampalik tidak segera menjawab pinangan tersebut. Namun ia memberikan sebuah
keris. “Bawalah keris ini ke Kerajaan
Luwu. Berikanlah kepada Datu Luwu. Jika Datu menerimanya dengan baik, aku akan
menerima pinangan itu” ucapnya. Mendengar syarat tersebut, Putra Mahkota segera
menuju ke Kerajaan Luwu tanpa dikawal oleh seorang prajurit pun!
Sesampainya
di Kerajaan Luwu, ia bertemu dengan Datu Luwu. Ia lalu memberikan keris itu
kepada Datu Luwu dan menceritakan keadaan Putri Tandampalik. Lalu ia
menguutarakan maksud kedatangannya kepada Datu Luwu. Datu Luwu menerima keris
itu dengan senang hati. Datu Luwu beserta permaisuri sangat gembira karena bisa mengetahui bahwa Putri Tandampalik
sehat-sehat saja. Akhirnya, mereka menuju ke Desa Wajo. Betapa senangnya Datu
Luwu karena ia melihat Putri Tandampalik sehat tanpa penyakit yang di deritanya
dahulu. “Maafkan Ayahandamu nak. Ayahanda telah mengasingkanmu dalam waktu yang
cukup lama jauh dari Negeri Luwu” kata Datu Luwu. “Tidak ada yang perlu
dimaafkan Ayahanda, Ananda justru senang karena bisa menyelamatkan rakyat
Kerajaan Luwu” ucap Putri Tandampalik.
Keesokan
harinya, digelar pesta besar-besaran pernikahan Putra Mahkota dan Putri
Tandampalik Akhirnya mereka berbahagia selamanya di Desa Wajo
Terima kasih kepada Bapak MB
Rahimsyah yang telah menyusun Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara dan kepada
Pustaka Agung Harapan yang telah menerbitkan buku ini
Juga terima kasih kepada Kakak Halim Hasanuddin yang telah membuat efek audio yang sangat dahsyat untuk cerita ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar