Safira Devi Amorita adalah seorang pendongeng cilik Indonesia. Beberapa prestasi sudah diraih oleh Safira dalam dunia dongeng baik tingkat kota dan tingkat nasional. Selain mendongeng, Safira juga suka menulis di KKPK (Kecil Kecil Punya Karya) Nah jika ingin kalian mendengar dan melihat dongeng dari Safira silakan kontak di 085255751971 atau pin BB 5215EF6A
Senin, 29 Juli 2013
United Indonesia Makassar berbuka puasa di McD
Kelompok suporter klub Manchester Indonesia yang berada di Makassar dan sekitarnya akan mengadakan buka puasa bersama dengan melibatkan 140 anak panti asuhan di McDonald’s Jl Sultan Alauddin, Makassar, Minggu (28/07/2013).
Buka puasa ini merupakan rangkaian dari peringatan ulang tahun keempat United Indonesia Makassar yang dikemas dalam program bernama Road to 4th Anniversary United Indonesia Makassar.
Selain berbuka puasa bersama, United Indonesia Makassar juga akan menggembirakan anak-anak tersebut melalui permainan unik. Ada hadiah khusus untuk anak-anak peserta permainan. Salah satu hadiahnya berbentuk tas yang didapat dari hasil sumbangan kelompok tersebut. Sebelumnya, mereka sempat mengadakan acara sunatan massal dan DONOR DARAH pada bulan lalu.
United Indonesia Makassar berdiri pada 1 Juli 2009 atas inisiatif tujuh penggemar Manchester United. Kelompok ini kini sudah memiliki ribuan anggota yang tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Selatan
Silaturahim Karyawan PT Semen Tonasa Angkatan 2008
Bertempat di Azalea 2 Hotel Grand Clarion Makassar, Minggu 28 Juli 2013, keluarga besar PT Semen Tonasa Angkatan 2008 berkumpul untuk saling silaturahim antar keluarga. Ruangan Azalea 2 sore itu penuh dengan keceriaan dan tawa riang dari adik adik yang berusia 1-3 tahun. Mereka dibawa oleh ayah dan bundanya untuk mendengarkan dongeng dari Kak Safira.
Meskipun dongeng yang dibawakan oleh kak Safira sangat singkat, mengingat panitia pelaksana agak terlambat memulai acara, namun hal tersebut tidak mengurangi antusiasme ayah dan bunda serta adik adik yang hadir di acara tersebut.
Market Day di IMMIM bersama TK Khalifah
Jumat sore sekitar 50 adik adik dari TK Khalifah Makassar terlihat memegang sepotong kayu yang bertuliskan sebuah angka angka. Di dampingi oleh para gurunya, adik adik tersebut berkeliling dan menyapa ke semua pengunjung yang hadir di Bazar IMMIM. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Ada yang memegang makanan kecil, sedangkan yang lainnya memegang daftar harga pada sepotong kayu. Mirip orang yang sedang demo di jalanan.
Dengan malu malu mereka menawarkan tajil kepada setiap pengunjung yang datang. Kadangkala ibu gurunya harus menjelaskan dulu kepada pengunjung bahwa anak anak tersebut sedang belajar menjual makanan. Sungguh sebuah pelajaran yang sangat tepat utk adik adik di usia tersebut.
Setelah semua "barang jualan" laku, adik adik bergegas mengambil tempat duduk di depan panggung. Mereka tak sabar untuk mendengarkan dongeng yang akan dibawakan oleh Kak Safira Pendongeng Cilik Makassar. Tak ketinggalan para pengunjung dan adik adik dari 2 Panti Asuhan yang datang utk berbuka puasa turut serta menyimak dongeng yang dibawakan oleh Kak Safira.
Dengan malu malu mereka menawarkan tajil kepada setiap pengunjung yang datang. Kadangkala ibu gurunya harus menjelaskan dulu kepada pengunjung bahwa anak anak tersebut sedang belajar menjual makanan. Sungguh sebuah pelajaran yang sangat tepat utk adik adik di usia tersebut.
Setelah semua "barang jualan" laku, adik adik bergegas mengambil tempat duduk di depan panggung. Mereka tak sabar untuk mendengarkan dongeng yang akan dibawakan oleh Kak Safira Pendongeng Cilik Makassar. Tak ketinggalan para pengunjung dan adik adik dari 2 Panti Asuhan yang datang utk berbuka puasa turut serta menyimak dongeng yang dibawakan oleh Kak Safira.
Jumat, 26 Juli 2013
Kelas Dongeng Ramadhan 1434 H
Ada
suatu ungkapan ”Seorang Guru yang tidak bisa bercerita, ibarat orang
yang hidup tanpa kepala”. Betapa tidak, bagi para pengasuh anak-anak (guru,
tutor) keahian bercerita merupakan salah satu kemampuan yang wajib dikuasai.
Melalui
metode bercerita inilah para pengasuh mampu menularkan pengetahuan dan
menanamkan nilai budi pekerti luhur secara efektif, dan anak-anak menerimanya
dengan senang hati.
Pada
saat ini begitu banyak cerita yang tersebar, namun masih jarang tulisan dari
para praktisi ahli cerita, yang mampu mengarahkan secara khusus untuk ditujukan
kepada anak-anak usia dini, sehingga penceritaan yang disampaikan kurang
mengena.
Apalagi
model cerita yang secara khusus didasarkan pada material kurikulum pengajaran
di TPA/KB/RA/BA/TK yang berlaku. Padahal panduan praktis semacam ini sangat
dibutuhkan oleh tenaga pendidik di seluruh Nusantara. Pada umumnya mereka masih
terbatas pengetahuannya tentang metode bercerita.
Di Inggris pernah diadakan penyebaran angket kepada orang-orang dewasa. Kepada mereka ditanyakan pada saat apa mereka benar-benar merasa bahagia di masa kanak-kanak dulu.
Jawaban mereka : “Pada saat orang tua mereka membacakan buku atau Cerita” Apabila pertanyaan yang sama diajukan kepada orang-orang dewasa di Indonesia, kiranya jawaban tak akan jauh berbeda. Bahkan, khusus mengenai cerita, sampai orang dewasapun masih tetap menggemarinya.
Tengoklah obrolan kita juga akan semakin ‘renyah’ bila kita saling bercerita dengan penuh semangat. Cerita memang ‘gurih’. Semua orang tak pandang usia, menyukainya. Bercerita adalah metode komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia.
Bahkan dalam teks kitab sucipun banyak berisi cerita-cerita. Tuhan mendidik jiwa manusia menuju keimanan dan kebersihan rohani, dengan mengajak manusia berfikir dan merenung, menghayati dan meresapi pesan-pesan moral yang terdapat dalam kitab suci,
Beliau mengetahui akan jiwa manusia, mengetuk hati manusia antara lain dengan cerita-cerita. Karena metode ini sangat efektif untuk mempengaruhi jiwa anak-anak.
Mengapa metode cerita ini efektif ? jawabannya tidak sulit. Pertama, cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam jauh lebih kuat dalam memori manusia. Cerita-cerita yang kita dengar dimasa kecil masih bisa kita ingat secara utuh selama berpuluh-puluh tahun kemudian.
Kedua, melalui cerita manuasi diajar untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui. Memang harus diakui, sering kali hati kita tidak merasa nyaman bila harus diceramahi dengan segerobak nasehat yang berkepanjangan.
NAMA KEGIATAN
Kelas Dongeng Ramadhanc 1434 H
PESERTA
1. Guru-guru TK dan SD
2. Volunter Lembaga
3. Umum, orang tua dan
Mahasiswa
Lantai 3 (Belakang Time Zone) Mall Panakukang pada Event Lovely Ramadhan
Pelaksanaan Kelas Dongeng tanggal 3 Agustus 2013 mulai pukul 14.00 WITA– 18.00 WITA
PENDAFTARAN
Biaya pendaftaran sebesar Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah) per orang. Mendapatkan Modul Ebook Teknik Bercerita, Ebook 25 Dongeng Anak Anak dan Audio Dongeng dalam format MP3
Pendaftaran dapat dilakukan mulai tanggal 25 Juli – 2 Agustus 2013 di lokasi kegiatan atau mention akun Twitter @herumawan atau @yabisaM atau @_nanie_
SMS pendaftaran ke 085255751971 dengan format : KelasDongeng spasi Nama Peserta
MATERI KELAS DONGENG
-
Pengertian Cerita,
Dongeng
-
Manfaat Cerita
-
Pemilihan Tema dan Durasi Dongeng
-
Metode Penyampaian Cerita
-
Bercerita dengan
Tehnologi Terkini
KONTAK PERSON
Herumawan
@herumawan email herumawan@gmail.com
Phone 085255751971 BB 3293F1C8
www.rumahdongeng.org
Senin, 22 Juli 2013
Hari Anak Nasional 2013 di TPA Antang
Setiap tahunnya di tgl. 23 Juli, diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Nah Minggu kemarin, 21 Juli 2013 dalam rangka Hari Anak Nasional, komunitas Sobat Lemina dan Penyala Makassar mengadakan kegiatan di lokasi para pemulung sampah TPA Antang.
Berbagai kegiatan dilaksanakan antara lain, menulis cerita, mewarnai dan menggambar serta menulis gambar. Sebanyak 100 adik adik terlihat sangat terhibur di tengah panasnya cuaca Makassar pada bulan Ramadhan ini
Tak lupa, mereka mendengarkan dongeng dari Kak Heru tentang kebersihan dan makanan sehat.
Berbagai kegiatan dilaksanakan antara lain, menulis cerita, mewarnai dan menggambar serta menulis gambar. Sebanyak 100 adik adik terlihat sangat terhibur di tengah panasnya cuaca Makassar pada bulan Ramadhan ini
Tak lupa, mereka mendengarkan dongeng dari Kak Heru tentang kebersihan dan makanan sehat.
Festival Anak Sholeh Dompet Dhuafa Sulsel 2013
Sejumlah 100 anak anak usia TK dan SD, Sabtu pagi terlihat menenteng peralatan lomba di MTos Tamalanrea Makassar Mereka hadir untuk mengikuti Festival Anak Soleh (FAS) yang diadakan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan
Peserta FAS se-Kota Makassar ini dihadiri anak-anak cerdas usia 6-12 tahun.diharapkan mampu mewarnai pemikiran, sikap, serta mental generasi cilik hari ini sehingga pola kehidupan mereka berkarakter dan matang.
Cabang keahlian yang dilombakan merupakan pemicu untuk anak-anak tumbuh lebih cemerlang., lomba adzan, lomba hifdzil Qur’an, lomba ramgking 1, lomba MTQ, lomba nasyid dan asmaul husna, serta lomba mewarnai. Anak-anak itu pun sibuk menunjukkan kebolehannya masing-masing.
"Semangat mereka menunjukkan bagaimana Kota Makassar beberapa tahun mendatang, generasi hari ini adalah cerminan masa depan suatu bangsa," ujar seorang panitia.
Selain itu, hadir juga Kak Heru yang menyempatkan diri untuk mendongeng di depan adik adik peserta FAS 2013. Dengan gayanya yang menarik dan menghibur, adik adik terlihat sangat antusias mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh Kak Heru.
Rabu, 17 Juli 2013
Pendongeng : Profesi yang harus dihargai
Pernah suatu ketika seseorang bertanya kepada saya, "Kak Heru kalau mau ngundang dongeng gimana untuk acara sosial?"
"Boleh kok, tapi memang harus booking jauh-jauh hari ya untuk tanggal. Tidak bisa dadakan kalau kebetulan kosong saya bisa prioritaskan tapi kalau sudah ada janji lebih dulu ya maaf :)"
"Oke deh, kalau acara sosial berarti free kan ya kak?"
"Memang tidak dibuat budgeting?"
"Namanya juga acara sosial kak? Berarti free donk."
Saya rasa pertanyaan ini sering saya dapati di lapangan ketika memutuskan untuk konsen menjadi pendongeng. Faktanya, saya sering di undang sebagai pendongeng untuk acara sosial: santunan, penggalangan dana, khitan masal, buka puasa bersama, dll
Maaf ini bukan bicara soal materialistis. Saya senang mendongeng, saya senang melihat anak-anak antusias mendengarkan cerita saya. Saya juga sering bikin event sosial. Tapi saya selalu berusaha menyiapkan "ucapan terima kasih" kepada narasumber yang saya undang.
Saya lebih suka panitia bilang apa adanya dari awal misalnya tentang ketiadaan dana. Karena saya sering membawa asisten saat terjun kelapangan. Kemudian ada transportasi yang perlu saya perhitungkan dsb. Setidaknya saya bisa menyesuaikan keadaan (bukan kualitas dongeng) dengan kondisi yang ada. Setidaknya saya pun harus memberikan ucapan terima kasih kepada asisten saya. Dan dari apa yang saya dapat ada jatah preman yang juga harus saya tunaikan.
Tapi saya tidak pernah memaksa misalnya harus sekian. Saya punya standar, tapi juga menyesuaikan kepada si tuan rumah. Daripada harus memicingkan mata dan memandang saya seolah matrealistis karena saya tanya demikian.
Saya juga tidak mau hanya karena budget, anak-anak batal mendengar cerita saya.
Seringkali profesi saya sebagai pendongeng seringkali diartikan sebagai seorang badut. Saya tidak menganggap hina pekerjaan badut, tapi bagi saya mendongeng bukan sekedar menghibur. Menjadi pendongeng itu besar artinya bagi saya. Dongeng adalah cara da'i menyampaikan hikmah melalui cerita kepada anak-anak. Dan menjadi pendongeng sama artinya menjadi da'i untuk anak. Dan itu tanggung jawab besar.
Tapi seringkali di lapangan saya mendapati diri saya diperlakukan seperti badut dan diperlakukan tidak manusiawi. Padahal badut kan juga manusia, pendongeng pun juga manusia. Jadi sudah selayaknya di hargai layaknya manusia :)
Saya juga tidak mau hanya karena budget, anak-anak batal mendengar cerita saya.
*) sharing dengan Kak Pita
"Boleh kok, tapi memang harus booking jauh-jauh hari ya untuk tanggal. Tidak bisa dadakan kalau kebetulan kosong saya bisa prioritaskan tapi kalau sudah ada janji lebih dulu ya maaf :)"
"Oke deh, kalau acara sosial berarti free kan ya kak?"
"Memang tidak dibuat budgeting?"
"Namanya juga acara sosial kak? Berarti free donk."
Saya rasa pertanyaan ini sering saya dapati di lapangan ketika memutuskan untuk konsen menjadi pendongeng. Faktanya, saya sering di undang sebagai pendongeng untuk acara sosial: santunan, penggalangan dana, khitan masal, buka puasa bersama, dll
Maaf ini bukan bicara soal materialistis. Saya senang mendongeng, saya senang melihat anak-anak antusias mendengarkan cerita saya. Saya juga sering bikin event sosial. Tapi saya selalu berusaha menyiapkan "ucapan terima kasih" kepada narasumber yang saya undang.
Saya lebih suka panitia bilang apa adanya dari awal misalnya tentang ketiadaan dana. Karena saya sering membawa asisten saat terjun kelapangan. Kemudian ada transportasi yang perlu saya perhitungkan dsb. Setidaknya saya bisa menyesuaikan keadaan (bukan kualitas dongeng) dengan kondisi yang ada. Setidaknya saya pun harus memberikan ucapan terima kasih kepada asisten saya. Dan dari apa yang saya dapat ada jatah preman yang juga harus saya tunaikan.
Tapi saya tidak pernah memaksa misalnya harus sekian. Saya punya standar, tapi juga menyesuaikan kepada si tuan rumah. Daripada harus memicingkan mata dan memandang saya seolah matrealistis karena saya tanya demikian.
Saya juga tidak mau hanya karena budget, anak-anak batal mendengar cerita saya.
Seringkali profesi saya sebagai pendongeng seringkali diartikan sebagai seorang badut. Saya tidak menganggap hina pekerjaan badut, tapi bagi saya mendongeng bukan sekedar menghibur. Menjadi pendongeng itu besar artinya bagi saya. Dongeng adalah cara da'i menyampaikan hikmah melalui cerita kepada anak-anak. Dan menjadi pendongeng sama artinya menjadi da'i untuk anak. Dan itu tanggung jawab besar.
Tapi seringkali di lapangan saya mendapati diri saya diperlakukan seperti badut dan diperlakukan tidak manusiawi. Padahal badut kan juga manusia, pendongeng pun juga manusia. Jadi sudah selayaknya di hargai layaknya manusia :)
Saya juga tidak mau hanya karena budget, anak-anak batal mendengar cerita saya.
*) sharing dengan Kak Pita
Selasa, 16 Juli 2013
Grand Final Lomba Bercerita Tingkat Propinsi Sulsel 2013
Bertempat di ruang Pola Kantor Gubernur Propinsi Sulsel, grand final lomba bercerita tingkat SD?MI se Sulawesi Selatan digelar untuk seleksi perwakilan Sulsel ke tingkat Nasional.
Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Mualim selaku Sekda Prop Sulsel dan diikuti ioleh 19 peserta yang berasal kabupaten dan kota se Sulsel.
Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Mualim selaku Sekda Prop Sulsel dan diikuti ioleh 19 peserta yang berasal kabupaten dan kota se Sulsel.
Pahlawan Kebajikan bersama PKPU Makassar
Di awal bulan Ramadhan 1424 H, PKPU Cabang Makassar menghadirkan sebuah kegiatan dengan tema "Pahlawan Kebajikan". Tema ini diambil sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada "para pahlawan kebajikan" yang berasal dari berbagai profesi, antara lain tukang becak, tukang sampah,tukang ojek.
Bertempat di restaurant Eat and Out Karebosi Link Makassar pada tanggal 14 Juli 2013, kembali kak Safira Pendongeng diundang oleh pihak panitia untuk menghadirkan keceriaan bersama adik adik yang hadir.
Bertempat di restaurant Eat and Out Karebosi Link Makassar pada tanggal 14 Juli 2013, kembali kak Safira Pendongeng diundang oleh pihak panitia untuk menghadirkan keceriaan bersama adik adik yang hadir.
Dongeng Mother of Afrika 2 di TSM Makassar
Sebagai kelanjutan dari penampilan pertama pada event Sirkus Mother of Arica, kembali Trans Studio Mall Makassar menghadirkan Safira Pendongeng untuk menghibur adik adik dan pengunjung TSM Makassar pada hari Minggu tanggal 27 Juni 2013.
Dongeng kak Safira di Workshop Teknik Mendongeng Perpustakaan Propinsi Sulsel 2013
Perpustakaan Propinsi Sulawesi Selatan menggelar workshop Teknik Mendongeng bagi seluruh pustakawan yang ada di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Alden Makassar dan dibuka oleh Bapak Kepala Arsip dan Perpustakaan Propinsi Sulsel.
Tak ketinggalan pula ketika Perpustakaan Propinsi Sulsel menghadirkan Safira sebagai Juara Harapan ! Lomba Bercerita Tingkat Nasional tahun 2011 untuk berbagi teknik bercerita bagi para peserta workshop
Tak ketinggalan pula ketika Perpustakaan Propinsi Sulsel menghadirkan Safira sebagai Juara Harapan ! Lomba Bercerita Tingkat Nasional tahun 2011 untuk berbagi teknik bercerita bagi para peserta workshop
Dongeng Bersama Susu Morinana di Mall Panakukang
Generasi sehat Platinum adalah salah satu tema dongeng yang akan dibawakan oleh Kak Safira Pendongeng. Kali ini bertempat di Main Hall Mall Panakukang Makassar, sebuah cerita tentang Anak Generasi Platinum dibawakan secara apik oleh Kak Safira.
Tak lupa juga kembali Kak Safira mengajak adik adik untuk rajin membaca dan rajin ke perpustakaan dengan jingle lagu " Ayo Membaca"
Tak lupa juga kembali Kak Safira mengajak adik adik untuk rajin membaca dan rajin ke perpustakaan dengan jingle lagu " Ayo Membaca"
Story Telling bersama Wendy Miller di MIWF 2013
Tahun ini kembali Safira Pendongeng diundang oleh panitia Makassar International Writers Festival untuk tampil bersama Wendy Miller, seorang penulis dan pendongeng asal Australia. Bertempat di Benteng Rotterdam Makassar, pada kesempatan ini Safira menunjukka bakat dan kemampuan mendongengnya dalam Bahasa Inggris , Judul dongeng yang dibawakan adalah "Nene Pakande" versi English. Dongeng ini berasal dari kabupaten Soppeng Sulsel.
Berikut beberapa foto yang diambil pada tanggal 27 Juni 2013
Berikut beberapa foto yang diambil pada tanggal 27 Juni 2013
Langganan:
Postingan (Atom)